Minggu, 15 Maret 2015

Budidaya Paprika Hidroponik




Budidaya Paprika Hidroponik


Budidaya paprika hidroponik adalah salah satu usaha yang mungkin bisa anda coba. Paprika memiliki rasa yang pedas walaupun rasa pedas tersebut tidak seperti cabai pada umumnya. Karena itulah orang luar negeri lebih suka menggunakan paprika untuk meningkatkan rasa pedas dalam masakannya.
Budidaya paprika hidroponik bisa menjadi salah satu bisnis anda. Karena banyak orang indonesia sekarang ini yang terpengaruh budaya barat dan mulai memasak makanan barat dengan campuran buah paprika. Dengan permintaan yang semakin meningkat, anda bisa menjadikan ini bisnis budidaya paprika hidroponik.

Peluang Bisnis Komoditi Paprika

Meski paprika masih belum cukup populer untuk dipakai sebagai salah satu bahan memasak sayuran khas Indonesia, namun peluang untuk mengembangkan bisnis di sektor komoditi paprika di Indonesia saat ini terbuka lebar. Selain memiliki nilai jual yang bagus, permintaan pasar akan sayuran ini juga terus naik, terutama permintaan-permintaan dari restoran-restoran mewah maupun hotel-hotel. Hal ini bisa kita manfaatkan dengan mengembangkan budidaya tanaman paprika untuk memasok kebutuhan pasar akan paprika yang kian hari kian bagus ini.

Lahan Ideal Untuk Budidaya paprika

Lahan yang paling ideal untuk membudidayakan tanaman paprika yaitu di daerah dataran tinggi yang memiliki tingkat kelembaban udara rendah. Suhu dingin antara 15 derajat hingga 25 derajat celcius diketahui sangat ideal untuk mengembangkan tanaman subtropis ini. Hal ini sebenarnya lebih dimaksudkan untuk menghindari hama dan serangan penyakit pada pohon paprika, karena intensitas serangan hama dan penyakit akan kian meningkat jika tanaman paprika ditanam di dataran rendah dengan suhu tinggi. Lokasi di ketinggian sekitar 750 mdpl diyakini sebagai tempat yang sangat pas.

Persiapan Lahan

Setelah menemukan lahan di lokasi yang pas, maka saatnya kita mulai menggarap lahan tersebut agar siap ditanami. Jika dikhawatirkan akan terjadi hujan, maka penanaman tanaman paprika sangat dianjurkan dengan menggunakan metode green house dan system hidroponik supaya hasil panen maksimal. Teknik budidaya seperti ini diketahui sangat efisien karena batang pohon maupun buah paprika sangat sensitif terhadap alam, sehingga apabila terkena air hujan mereka akan mudah busuk.
Membuat green house memang diperlukan biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan mengolah lahan tanah secara langsung, akan tetapi kalau hasil panen bisa maksimal maka keuntungan akan meningkat juga. Pembuatan green house yang bisa Anda usahakan dengan dana minim yaitu memakai bahan plastik ultra violet.

Persiapan alat

Sarana, alat, dan bahan yang harus dipersiapkan adalah Nursery, Tray semai/wadah, Benih (contoh benih paprika yang ada seperti spertacus F1, Goldflame F1, Kelvin F1), Media semai (Rockwool-Grodan/Sekam bakar,dll), Thermometer dan Hygrometer, Pinset, Ruang semai/lemari semai dan Alat semprot (hand sprayer).



PERSEMAIAN
Hampir sama dengan komoditi lainnya, komoditi paprika dengan sistem hidroponik pun dilakukan pembibitan terlebih dahulu. Periode pembibitan awal dari sistem dari bercocok tanam yang sangat penting karena akan menentukan berhasil tidaknya tanaman pada masa produksi.


1. Menyiapkan Benih
Hal pertama adalah menyiapkan benih. Dianjurkan sekali anda mendapatkan benih dari toko terpercaya yang biasa menjual benih paprika berkualitas. Benih paprika memang mahal dan biasanya hanya dijual di sentra-sentra budidaya paprika, seperti Lembang dan Bogor. Atau silakan anda searching Google dengan kata kunci: “jual benih paprika”.
Kalo memang hanya ingin menanam beberapa pohon saja untuk hobby, anda bisa membenihkan sendiri yakni mengambil biji-biji dari buah paprika yang dibeli di supermarket. Saya pun melakukan demikian untuk praktek kali ini. Karena kita akan menggunakan POC BMW dan NOPATEK, dengan demikian daya tumbuh dan produktivitas dari benih made-in sendiri ini bisa jauh terbantu, insya allah.
·         Belilah buah paprika yang berkualitas baik, ukuran super besar, tidak menunjukkan berpenyakit, dan sudah matang betul.
·         Ambil biji-bijinya yang berkualitas. Biji-biji tersebut kemudian dijemur sampai benar-benar kering, biasanya memakan 3 hari dengan sinar matahari full.



Gambar 1. Biji paprika untuk benih, Diambil dari buah paprika langsung, dan dijemur sampai kering.
 

Gambar 2. Meskipun bukan benih F1 dan tidak dibeli dari toko, namun insya allah produktivitasnya akan terbantu dengan penerapan POC BMW dan NOPATEK.


2. Merendam Benih
Langkah berikutnya adalah merendam benih dengan POC BMW dan NOPATEK. Ini penting agar daya tumbuh benih terpacu. Adapun NOPATEK berperan menjaga benih dari ancaman penyakit, terutama busuk yang disebabkan phytium.
·         Benih + air hangat 1/2 mangkok + 1/2 sendok teh POC BMW + seujung kuku serbuk NOPATEK.
·         Rendam benih dalam larutan tersebut, cukup 3 jam saja.


Gambar 3. Merendam benih 3 jam saja dalam larutan POC BMW dan NOPATEK.


3. Memeram Benih di Sehelai Kain
Setelah direndam 3 jam, angkat benih pakai saringan dan tiriskan airnya. Kemudian pindahkan benih ke saputangan atau sehelai kain kaos yang bersih dan steril.
 Caranya:
·         Rebus dulu saputangan/kain kaos tersebut ke air yang mendidih, selama sekitar 10 menit. Ini untuk membantu membunuh patogen/penyakit pada kain tersebut.
·         Kemudian angkat kain dan airnya diperas sampai tidak menetes. Dengan demikian kain menjadi lembap/tidak terlalu basah.
·         Setelah itu baru letakkan biji/benih kita di atas kain lembap tersebut.
·         Kain kemudian dilipat-lipat sehingga seluruh benih terselimuti, lalu masukkan kain ke kantong plastik bersih. Simpan di laci yang aman.
·         Diamkan benih diperam sampai berkecambah. Dengan perlakuan POC BMW, biasanya benih mulai berkecambah pada hari ke 3.
·         Kalau sudah berkecambah, maka lakukan penyemaian ke polibag (yang sudah kita siapkan sebelumnya). Benih yang terlambat berkecambah harus dilanjutkan diperam, sampai berkecambah.


4.Menyiapkan Media Semai
Jangan berpikir rumit dengan media semai paprika ini, karena isinya cukup tanah + kompos saja, dengan komposisi: 1 bagian tanah + 2 bagian kompos.
Kompos memang bisa diganti dengan pupuk kandang, tetapi harus betul-betul matang. Pupuk kandang yang belum matang malah berbahaya bagi tanaman karena dari sinilah biasanya awal serangan penyakit datang. Nah, daripada ambil risiko, sebaiknya menggunakan kompos saja untuk media semai ini. Kompos bisa dibeli di toko pupuk atau penjual tanaman hias.
Kompos dan tanah tersebut diaduk rata dan kemudian dimasukkan ke dalam polibag/kantong plastik kecil, minimal ukuran 6×8 cm. Kedua sudut plastik tersebut digunting sehingga ada lubang buat membuang air saat media disiram rutin nanti. Bila tidak dibolongi, benih bisa busuk karena terendam.


Gambar 6. Polibag semai ukuran 6×8 cm, diisi 1 bagian tanah + 2 bagian kompos.


Plastik semai ini bisa anda beli di toko plastik di pasar. Atau, anda bisa gunakan juga cup bekas es krim, tapi tetap harus dikasih beberapa lubang bagian bawahnya (ditusuk pakai paku).
Sebelum biji paprika disemai/dibenamkan ke polibag semai, terlebih dahulu polibag semai disiram sampai benar-benar basah. Rumusnya, air 1 ember (10 ltr) + POC BMW 1/2 tutup + NOPATEK 1/2 sdt. Gunakan gembor/embrat untuk menyiram, atau gelas akua yang dikasih beberapa lubang bagian bawahnya.


Gambar 7. Gembor/embrat untuk menyiram


Gambar 8. Gelas minuman yang dikasih lubang pun bisa dimanfaatkan untuk menyiram persemaian.


Penyiraman dengan menambahkan POC BMW dan NOPATEK ini kami anggap penting karena POC BMW mengandung hormon tumbuh yang bagus untuk melesatkan pertumbuhan tanaman paprika, terlebih bila benih kita bukan termasuk benih yang berkualitas. Adapun fungsi NOPATEK dalam persemaian ini untuk menjaga benih dari awal agar terhindar dari bibit penyakit (yang disebabkan cendawan) yang akan terbawa sampai tanaman tumbuh dewasa nanti.
5. Penyemaian
Setelah disiram, maka benih pun bisa mulai disemaikan. Caranya,
  • Benih akan berkecambah dalam waktu ± 7 hari, plastik mulsa dibuka kemudian bibit dipindahkan ke tempat yang ada sinar dengan tetap menjaga suhu dan kelembaban.
  • Bibit dengan koteledon tumbuh sempurna, dipindahkan ke polybag 15 x 15 cm yang telah dibasahi dengan larutan nutrisi (JORO A&B Mix) dengan EC. 1,5 mS/Cm dan pH. 5.5.
·         ambil biji/benih yang berkecambah, gunakan batang korek api (yang dibasahi ujungnya agar biji menempel).
·         Lalu benih dibenamkan sekitar 1/2 cm ke media semai, kemudian tutup lubangnya dengan media lagi.  
  • Pemeliharaan dipersemaian/pembibitan meliputi penyiraman 1-2 kali sehari (tergantung cuaca, fase pertumbuhan bibit, dan media yang digunakan), pengendalian hama dan penyakit selama di nursery misalnya trips, mite, leaf miner, rebah kecambah dll) dan yang tak kalah pentingnya adalah pengaturan kembali jarak antar tanam agar daun tanaman tidak saling menutupi.

Gambar 8. Benih yang sudah disemai, harus ditutup lagi lubang semainya agar benih terlindung dari sinar matahari dan tidak loncat saat disiram.
  • Lakukan penyemaian dengan ekstra hati-hati, jangan sampai akar kecambahnya patah. Setelah semua benih yang berkecambah disemaikan, kemudian simpan polibag-polibag tersebut di tempat aman: terhindar dari hujan dan sinar matahari, dan gangguan hewan/manusia. Setelah muncul dua daun pertama nanti, maka benih sudah bisa dipindahkan ke lokasi yang tersinari matahari. Bibit siap tanam ke greenhouse produksi setelah berumur ± 21 hari di polybag atau sudah berdaun ± 5 helai.
Faktor yang Mempengaruhi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam persemaian/pembibitan antara lain kualitas benih, jenis media yang digunakan, suhu dan kelembaban, intensitas cahaya dan teknis pembibitan.

PERSIAPAN TANAM DAN TRANSPLANTING


Setelah bibit siap untuk dipindahkan ke greenhouse ada beberapa hal yang harus dilakukan/dipersiapkan sebelun transplanting:

Sanitasi Greenhouse

Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk membersihkan greenhouse dari rumput atau sisa tanaman lainnya, sampah dan benda-benda lainnya yang tidak diinginkan.

Sterilisasi Greenhouse
Sterilisasi dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan seluruh greenhouse dari mikroorganisme (telur/larva, virus, bakteri dan fungi) yang dapat merugikan tanaman. Ada beberapa bahan yang sering digunakan dalam sterilisasi antara lain lysol, formalin dan beberapa jenis pestisida, yang dalam penggunaannya biasa dilakukan dengan cara:
  • Formalin 5% disemprotkan ke seluruh bagian greenhouse dengan konsentrasi 5 cc/liter air.
  • Dalam waktu ± 4-5 hari setelah penyemprotan formalin disusul dengan penyemprotan pestisida (insektisida dan fungisida) dan diulang sampai 2-3 kali.
  • Sehari sebelum media tanam ditata, greenhouse disemprot dengan larutan lysol dengan konsentrasi 3-5 cc/liter air.
  • Instalasi bak desinfektan kaki supaya penyakit tidak bisa dibawa ke dalam greenhouse.

Persiapan Tanam
  • Sebelum media ditempatkan, terlebih dahulu media dimasukkan kedalam polybag atau plastik slab atau pot.
  • Bila menggunakan plastik slab, ukuran yang biasa digunakan adalah 100 x 25 cm dan jika menggunakan polybag, ukurannya 35 x 40 cm
  • Media yang biasa digunakan adalah sekam bakar, rockwool-grodan atau cocopeat.
  • Plastik mulsa dipasang pada permukaan bedengan atau dibawa slab/polybag supaya kar tanaman tidak kontaminasi/masuk kedalam tanah.
  • Kemudian media tersebut ditata didalam greenhouse sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan (di Lembang standar antar bedengan ± 140 cm dan antar tanaman ± 50 cm).
  • Buat lubang tanam dengan diameter ± 15 cm pada permukaan slab (jika menggunakan sistem slab). Apabila menggunakan polybag buatlah lubang tanam sesuai dengan besarnya polybag yang digunakan untuk pemeliharaan di nursery.
  • Media dibasahi dengan larutan nutrisi/pupuk dengan EC 1,5 dan pH 5,5 sampai benar-benar basah/jenuh.
  • Pada lubang tanam yaang telah dipersiapkan taburkan Furadan 3G sebanyak ± 2 gram/lubang tanam untuk preventif terhadap serangan Nematoda.
  • Tahap selanjutnya bibit siap untuk ditransplanting ke greenhouse. Sebelum bibit ditempatkan bagian bawah polybag digunting dengan hati-hati supaya akar bibit tidak putus/rusak, kemudian bibit ditempatkan pada lubang tanam yang telah dipersiapkan.
  • Untuk menghindari terjadi kelebihan air siraman dan tumpukan garam-garam dimedia, satu hari setelah transplanting lubang drainase dibuat pada bagian bawah slab/polybag.
PENYIRAMAN DAN PEMUPUKAN (FERTIGASI)
Pemupukan dan Penyiraman (fertigasi) pada budidaya sistem hidroponik umumnya dilakukan secara bersamaan. Teknis fertigasi bisa dilakukan dengan manual atau sistem irigasi tetes (drip irrigation system), tapi yang terbaik untuk fertigasi adalah dengan sistem irigasi tetes yang berkualitas baik dengan demikian fertigasi bisa merata, tenaga kerja tidak terlalu banyak, menghemat waktu (dalam waktu singkat bisa menyiram tanaman dalam jumlah yang banyak). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
  • Kualitas air (sumber air/sumur/mata air), harus bersih dan bebas dari penyakit/kimia
  • Kualitas pupuk/nutrisi (komposisi hara harus sesuai dengan kebutuhan tanaman, pupuk yang dipakai mempunyai kemampuan larut 100%)
  • Waktu, volume dan frekuensi fertigasi
  • Jenis tanaman yang ditanam
  • Jenis media yang digunakan

Khusus mengenai nutrisi untuk sistem hidroponik telah tersedia nutrisi siap pakai di toko petanian seperti A&B MIX yang tersedia untuk berbagai komoditi (selain untuk Paprika juga ada A&B MIX untuk tanaman Tomat, Melon, Timun, Mawar Anggrek, dll) yang dalam apalikasinya sangat mudah, mengandung unsur hara komplit baik makro maupun mikro yang dibutuhkan tanaman.


TEKNIS FERTIGASI
·         Frekuensi dan volume siram harus disesuaikan dengan kondisi cuaca, jenis dan umur tanaman, fase pertumbuhan tanaman dan jenis media yang digunakan. Cuaca mendung atau hujan (evaporasi kurang) volume dan frekuensi penyiraman dikurangi karena efek terhadap media menjadi terlalu basah sehingga akar tidak bisa tumbuh dengan baik. kondisi yang diinginkan tanaman adalah berimbang antara air, udara, pupuk dan media tanam. Sebaliknya kalau cuaca panas (evaporasi naik) fertigasi harus lebih sering dan volumenya lebih banyak.
  • Nilai EC (jumlah pupuk yang larut dalam air) dan nilai pH (tingkat keasaman) suatu larutan sangatlah penting sebab akan menunjukkan berapa banyak unsur hara yang tersedia  bagi tanaman. Sebab tidak ada satu situasi yang sama (beda daerah, iklim, beda media, beda varietas dll) jumlah dan frekuensi tidak bisa distandarkan /disamakan. Untuk setiap situasi dan kondisi yang berbeda harus kita cari cara yang optimal untuk tanaman.
  • Tingkat kepekatan (EC) yang diberikan untuk tanaman harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. pH didalam media yang bagus kurang lebih 5,2 sebab dengan tingkat pH tersebut semua unsur hara tersedia didalam air/media bisa diserap oleh tanaman.
  • Satu hal yang tak kalah penting adalah pencatatan mengenai waktu siram, volume siram, EC/pH in, EC/pH out, suhu, RH dan kondisi cuaca. Hal ini penting sebab dari data tersebut bisa membantu dalam mengambil suatu keputusan untuk merubah atau tidak sistem yang sudah berlangsung sebelumnya.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Pengalaman dari beberapa petani terakhir ada beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang seperti: Thrips, mites, aphids, leaf miners, ulat, virus, layu fusarium, layu bakteri, powdery meldew, bercak daun, penyakit fisiologis (defesiensi unsur hara) dan sebagainya.
Pencegahan dan Pengendalian dapat dilakukan dengan cara:
  • Menjaga kebersihan, membuang sisa tanaman/gulma jauh dari lokasi greenhouse/masuk bak sampah dan dibakar.
  • Sterilisasi greenhouse (gunakan lysol, formalin, dan pestisida) ini harus dilakukan setiap awal musim tanam/sebelum tanam dimulai.
  • Memasang bak disenfeksi kaki untuk mencegah masuknya telur/larva hama dan patogen penyakit yang terbawa oleh alas kaki.
  • Menggunakan varietas yang resisten
  • Tanaman yang terserang penyakit (virus, bakteri) dimasukkan ke kantong/karung plastik lalu buang jauh dari lokasi greenhouse/dibakar.
  • Biologis, dengan memanfaatkan musuh alami (predator), tapi cara ini di Indonesia masih jarang dilakukan.
  • Gunakan susu skim (kandungan protein minimal 35%) dengan konsentrasi 100 gram/1 liter airuntuk menghindari terjadinya penularan virus pada saat miwil (prunning)
  • Kimiawi (pestisida), ini akan menjadi bagus jika penggunaannya tepat dalam pemilihan jenis, konsentrasi dan volume semprot. Disamping itu bisa mempunyai efek kurang baik kalau dalam penggunaannya salah. Untuk menghindari terjadinya kesalahan, memerlukan pengetahuan teknis dan alat (nozzle) kualitas tinggi.
  • Lakukan pengendalian bersama-sama dengan kebun disekitar (kebun tetangga) supaya pengendalian hama dan penyakit mungkin akan lebih efektif
Satu hal perlu diperhatikan pengaruh pestisida terhadap kesehatan petani, konsumen, dan lingkungan. Untuk menghindari hal tersebut harus menggunakan pengaman seperti jas/pakaian semprot, sarung tangan, masker, kacamata dan pengaman lainnya.




BIODATA 


 Aini Zulfy Lailya
361441311054
 
PRODI 
Agribisnis I B 

 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar